Saturday, December 20, 2014

Kekacauan yang ada saat berbelanja di mandonga = Chaos that is shopping in Mandonga

BAHASA INDONESIA 

Kekacauan yang ada saat berbelanja di Mandonga


Mandonga adalah daerah perumahan di kota Kendari yang di sebelah daerah perumahan saya Kemaraya, yang juga di mana ada kantor LSM bernama LePMIL [Lembaga Penembangan Masyarakat Pesisir dan Pedalaman]. Sampai sekarang di Mandonga saya sudah terhadap banyak toko kecil, penjual di tepi jalan, satu pasar swalayan yang kecil, satu toko besar untuk pakaian barat yang bernama Barata, dan lalu ada Mall.

Mall itu sebenarnya dua gedung yang menghubungkan oleh pasar di sekililing, dan kedua gedung ini punya banyak pintu depan. Gedung itu yang depan berlantai tiga. dengan banyak toko kecil yang dijual HP, jam tangan dan IT, pakaian yang kebanyakan untuk wanita dan anak-anak, dan kain yang adat untuk sarong. Juga ada banyak hasil untuk perawatan bayi dan kecantikan hasil, ransel-ransel dan penjahit ahli yang membuat dan memperbaiki pakaian. Lorong-lorong yang sudah sempit ada sering penuh barang-barang yang akan digantung dari langit-langit dan dinding, dan ditimbun di lantai. Gedung itu masih ada kejutan untuk saya - sekarang ini saya terhadap pasar swalayan di ruang bawah tanah.

Di ruang bawah tanah gedung di belakang adalah salah satu pintu depan itu ke pasar adat, tempat yang mudah menjadi hilang. Kebanyakan menjual hanya makan, ada: banyak jenis sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, oleskan, tempe, lombok dan bumbu lain, misalnya kunyit. Ada satu daerah yang untuk kelapa dan membuat santan saja, lainnya untuk ikan jemur. Ada satu kios yang mana saya sudah menjadi kenal karena sering membeli Es Teler atau Es Kelapa minuman di sana. 

Kemudian ada pasar di sekililing yang di jalan-jalan. Kalau saya mendekati Mall itu dari  kantornya, pertama saya harus melalui pasar ayam-ayam, di mana ada banyak-banyak ayam di kandang. Berikutnya ada toko-toko yang mana sapu, ember, payung dan arang dijual. Kemudian di satu tepi jalan ada toko-toko kecil, dan di lainnya ada penjual buah dan sayur, yang mana kacang tanah dijual, kedua kacang tanah yang mentah dan sudah masuk. Penjual ini sering duduk di tikar di bawah payung dengan hasil di dalam keranjang. Berikutnya ada kereta dorong penuh pengikat, alat-alat, lengket-lengket, dll. Selama Ramadan, kereta dorong ini akan menjadi penuh petasan dijual. Akhirnya di jalan ini ada kios-kios yang membuat kayu, di mana barang-barang barat dijual - ikat pinggang, topi pet, dompet.

Akan tetapi campur dengan semua barang-barang ini ada banyak kendaraan. Jalan itu yang dua jalur saja selalu penuh kendaraan: truk-truk, peteh-peteh, becak dan ojek. Sopir ini semua pikir jalan yang sempit ini selebar jalan raya! Sementara orang-orang harus jalan kaki di mana-mana mungkin. Sering, lalu lintas harus berhenti sementara pelanggan membeli mangga atau tukang becak mengolak lubang di jalan. Tentu saja, sopir ini juga memanggil terus-menurus untuk penumpang yang baru.




The chaos that is shopping in Mandonga:

Mandonga is a suburb of Kendari next to my suburb of Kemarayawhich is also where there is the office of NGO called LePMIL [Institute for community development for coastal and hinterland]. So far in Mandonga I have found many small shops, roadside sellers, one small supermarket, one large shop for western clothes called Barata, and then there is the Mall.

The Mall is actually two buildings connected by surrounding market, and both have many entrances. The front building has three floors, with many small shops selling  phones, watches and IT, clothes mostly for women and children, and traditional material for sarong. Also there are many babycare and beauty products, backpacks and professional sewers for making and mending clothes. Hallways which are already narrow are often full of things hung from ceiling and walls, and piled on the floor. This building still has surprises for me - recently I found a supermarket in the basement.

The basement of the building behind is one of the entrances to the traditional market, where it is easy to become lost. Mostly selling only food, there are: many types of vegetables, fruit, fish, oil, tempeh, chilli and other spices, for e.g. turmeric. There is one area which is for coconuts and making santan only, another for dried fish. There is one stall where I am known because I often buy Drunken Ice or Iced coconut juice there.

Then there is the surrounding market in the streets. When I approach the Mall from the office, I must first pass the chicken market, where there are many chickens in cages. Next are shops where brooms, buckets, umbrellas and charcoal are sold.  Then on one side of the street there are several small shops, and on the other there are fruit and vegetable sellers, where peanuts are sold, both raw and already cooked. The sellers often sit on a mat under an umbrella with their products in baskets. Next there are wheelbarrows full of string, tools, glue, etc. During Ramadan, these wheelbarrows will be full of fireworks for sale. Finally in this street there are stalls made of wood where western goods are sold - belts, caps, wallets. 
However mixed with all these goods are many vehicles. The two lane road is always full of vehicles: trucks, mini-buses, pedicabs and motorbikes. These drivers all think this narrow road is as wide as a highway! Meanwhile people must walk where ever possible. Often, traffic must stop while a customer buys mangoes or becak driver avoids a pothole. Of course, these drivers also call continuously for new customers.

0 comments:

Post a Comment