Thursday, January 8, 2015

Alpen Sultra

BAHASA INDONESIA

ALPEN SULTRA
Bulan yang lalu, saya diajak ke ketemuan untuk bertemu dengan anggota-anggota Alpen-Sultra di kota Kendari. Dengan dukungan dan sumbangan dari penduduk, lembaga ini diberikan dana 'micro-finance' ke orang-orang, khususnya wanita, untuk memulai bisnis kecil. Sering jumlah sekecil Rp 100.000. Bisnis-bisnis yang sudah mulai dengan bantuan ini termasuk: mengolah ikan, jahitan, keriting [misalnya nasi kuning yang saya suka sekali] dan penghasilan makanan lain. Secara ini, jumlah orang yang miskin dikurangi.

Lembaga ini mulai di Sulawesi Tenggara pada tahun 1999. Sejauh tidak ada kantor di daerah lain. Akan tetapi banyak kantor cabang di Sulawesi Tenggara, misalnya di Kolaka dan Pulau Buton. Walaupun demikian saya orang asing, masih saya boleh menjadi anggota di Alpen Sultra. Sebagai anggota saya akan menerima laporan rutin tentang kegiatan lembaga ini dan juga berkunjuung ke proyek-proyek mereka.

Pada hari jumat saya mengantari Ibu Midha Karim [Directur Alpen Sultra] dan Ibu Sarni, ke rumah yang kain adat dibuat. Kain itu yang dibuat di sana adalah rancangan Pulau Buton adat tetapi yang sedih, hanya benang yang modern digunakan. Kalau benang dan zat perwarna adat akan ingin diberikan, olah akan menjadi lebih mahal, dan juga lebih sulit di rumah yang kecil, khususnya kalau ada hanya ibu rumah yang harus melakukan olah lanjut membuat kain, serta semua kerja rumah dan menjaga anak-anak.

Sudah, kalau benang modern digunakan, sambil melakukan pekerjaan yang lain ini, waktu diperlukan untuk 2 meter kain dibuat selama 2 minggu. Akan tetapi kalau pekerjaan rumah dll., diselesaikan misalnya oleh suaminya, hanya satu minggu diperlukan

Alpen Sultra sudah menerima urutan untuk 5 kain dari penjahit di Jakarta. Kain-kain ini yang Alpen Sultra sekarang mengambil, dengan dibayar Rp 200.000 setiap potong.
Kain ini tidak sesuai untuk sarong sebab hanya ketebalan tunggal, walaupun demikian kelihatan sesama kain digunakan membuat sarung. Malahan, kain ini akan dibuat sebagai tas-tas dan barang lain untuk dijual


ENGLISH

Last month I was invited to meeting of members of Alpen Sultra in Kendari. With support and contributions from residents, this institution provides 'micro-finance' funding to people, especially women, to start a small business. Often the amount is as little as $10. Businesses which have already been started with this aid include: fish processing, sewing, take away meals [for example my favourite, nasi kuning] and production of other food. In this way the number of poor people is reduced.

This institution began in Kendari in 1999. As yet there are no offices in other regions. However several branch offices are in Sulawesi Tenggara, for example in Kolaka and Pulau Buton. Even though I am a foreigner, still I am allowed to become a member of Alpen Sultra. As member I will receive regular reports about activites of this institution and also visit their projects.

On Friday I accompanied Midha Karim [Director of Alpen Sultra] and Sarni, to a house where traditional cloth is made. The cloth which is made there is of traditional Buton Island design but sadly, only modern threads are used. If traditional threads and dye will be used, the process will become more expensive, and also more difficult in a small house, especially if there is only the housewife to do the complete process of making kain, as well as all housework and caring for children.

Already, when modern threads are used, while doing these other jobs the time required to make 2 metres kain is 2 weeks. However if housework etc, is completed for example by the husband, only one week is required.

Alpen Sultra received order for 5 kain from a sewer in Jakarta. These are the kain which Alpen Sultra now collected, with payment of Rp 200.00 for each piece. These kain are not suitable for sarong because they are only single thickness, even though appear the same as those used to make sarongs. Instead, they will be made into bags and other things for sale.

0 comments:

Post a Comment